TRADISI DAN ADAT ISTIADAT DESA ROGODONO

TRADISI DAN ADAT ISTIADAT DESA ROGODONO

TRADISI DAN ADAT ISTIADAT  WARGA DESA ROGODONO YANG MASIH DI JALANKAN SAMPAI SEKARANG :

1. BERSIH- BERSIH MAKAM

Bersih Makam merupakan salah satu kearifan lokal yang kaya akan nilai -nilai berwawasan kesehatan yang masih terjaga hingga sekarang. Kegiatan ini memang sudah menjadi tradisi warga Desa Rogodono, dalam menyambut menjelang datangnya bulan Ramadhan warga ramai -ramai membersihkan lingjungan dan utamanya lingkungan makam. Tujuan  diadakan bersih makam yaitu untuk menjaga kebersihan lingkungan makam. Sehingga nanti yang ziarah makam bisa melakukannya dengan aman dan tenang. 

2. KENDUREN SYABANAN DAN SYURAN

Kenduren Syabanan dan Syuran merupakan salah satu tradisi dan adat istiadat Desa Rogodono yang secara turun temurun masih dilestarikan. Tradisi kenduren juga memiliki nilai sosial positif di tengah masyarakat. Adanya ritual kenduren ini dapat menjadi mekanisme sosial untuk menyambung tali silaturrahmi dan kerukunan antar warga masyarakat.

Yang dimaksud dengan kenduren Syabanan yaitu kenduren yang dilakukan pada bulan syaban oleh masyarkat Desa Rogodono yang diikuti oleh 10 dukuh atau RT yaitu Dk.Karangputat Rt 001 Rw 001, Dk.Golongan Rt 002 Rw 001, Dk.Buara Rt 003 Rw 001, Dk.Sudikampir Rt 001 Rw 002, Dk.Kendalgantung Rt 002 Rw 002, Dk.Kalirong Rt 003 Rw 002, Dk.Tengah Rt 001 Rw 003, Dk.Jerotengah Rt 002 Rw 003, Dk.Gunungwaru Rt 001 Rw 004, Dk. Jabu ut Rt 002 Rw 004. Kenduren Syuran yaitu kenduran yang dilakukan pada bulan Syura yang diikuti 2 dukuh atau Rt yaitu Dk.Curug Rt 003 Rw 003 dan Dk.Kemit Rt 003 Rw 004. Untuk pelaksanaan kenduren dilaksanakan bergantian agar Pemerintah Desa bisa menghadiri kenduren tersebut.. Tujuan Kenduren ini yaitu tidak lain  wujud ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT Sang  Pencipta atas limpahan rizkinya.

Penyelenggaraan kenduren ini ditandai dengan penyembelihan  kambing atau wedus. Dengan istilah lain dari kenduren syabanan dan syuran yaitu disebut dengan “Wedusan”. Rangkaian acara wedusan ini di awali dengan masak bersama membuat tumpeng atau besekan yang lengkap dengan lauk pauknya dan penyemelihan kambing oleh warga setempat , dan tidak lupa juga membuat bubur merah dan bubur putih.Acara ini di hadiri oleh Pemerintah Desa dan warga setempat . Sebelum acara kenduren di mulai ada beberapa rangakaian acara yaitu sambutan dari Kepala Desa di lanjutkan Tahlil atau do,a Bersama yang ditujukan kepada para leluhur yang telah mendahului kita. Setelah selesai do,a Bersama dilanjutkan pembagian tumpeng atau besekan. Untuk mekanisme pelaksanaan acara wedusan itu sama di masing-masing wilayah atau dukuh. Dan alhamdulillah sampai saat ini masih berjalan. 

3. KENDUREN UNGGAH - UNGGAHAN

Acara kenduren unggah-unggah ini di laksanakan oleh Warga Desa Rogodono dalam rangka meyambut bulan Ramadhan yang dilakukan di setiap rumah . dan juga ada yang kenduren bersama yang bertempat di salah satu rumah warga.

4. MERDI DESA / SELAMATAN DESA

Merdi Desa / Selamatan Desa yaitu Adat Kebudayaan yang ada di Desa Rogodono. Acara ini merupakan agenda tahunan yang di lakaksanakan oleh masyrakat Desa Rogodono dengan di awali  Do'a bersama sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan  segala nikmatanya  Acara ini diikuti oleh semua warga Desa Rogodono dengan membawa tumpeng / makanan untuk kenduren atau makan bersama. Selanjutnya untuk malam harinya ada Pagelaran  wayang kulit. Acara ini di danai dari swadaya masyarakat Desa Rogodono. 

5. TAHLILAN  7 HARI, 40 HARI, 100 HARI, 1000 HARI 

Tahlilan adalah tradisi Islam yang dilakukan untuk mengenang dan mendoakan orang yang telah meninggal dunia. Tradisi tahlilan biasanya dilakukan pada malam pertama setelah seseorang meninggal dunia dan pada malam-malam tertentu setelah itu, seperti pada hari ke-7, hari ke-40, hari ke-100, dan hari ke-1000 setelah kematian. Biasa disebut dengan istilah mitung ndinomatangpuluhnyatus, dan nyewu.Acara ini masih berjalan di Desa Rogodono.

6.  AMONG - AMONG BOCAH

Among-among adalah tradisi memperingati hari kelahiran seseorang yang masih hidup berdasarkan penanggalan Jawa yang biasa juga disebut 'weton' dalam 35 hari atau selapanan .Tradisi ini di Desa Rogodono dilaksanakan dengan mengundang anak-anak kecil untuk berdo,a dan makan bersama. 

7. PERNIKAHAN / TEMON / SUNGKEMAN 

Pernikahan merupakan momen sakral dengan adat yang cukup rumit bagi masyarakat Jawa. Meskipun kebanyakan masyarakat telah meninggalkan beberapa tradisi karena beberapa alasan, Anda perlu mengetahui beberapa adat istiadat dalam upacara pernikahan Jawa.
Malam sebelum akad, pengantin harus melakukan siraman dan midodareni. Selain itu, ada pula adat serah-serahan di mana calon pengantin pria memberikan barang-barang kepada pengantin wanita. Setelah prosesi akad, terdapat tradisi balangan suruh (lempar daun sirih), panggih (pertemuan kedua mempelai), dhahar klimah (saling menyuap), dan sungkeman. Untuk Acara ini masyarakat Desa Rogodono sebagian masih ada yang melakukan temon/ Sungkeman.